Ada desir kalbu yang tak terdiam
Ada gemuruh dada yang tak meredam
Kala pemilik mata teduh berdiri terdiam
Memandang yang disana berjam-jam

Ada yang tercabik dalam luka
Kala rasa tak bersambut jua
Kala yang di damba mendamba lainnya
Yang lebih sempurna dimatanya

Ah, memang aku siapa
Cemburu pada dia yang bukan siapa-siapa
Membakar waktu berbalut luka
Luka sia-sia tanpa peduli darinya

Biar ku lepas saja rasa pengukir luka
Penyesak dada penyempit dunia
Belum waktunya menyimpannya
Belum mampu mempertanggung jawabkannya

Walau berat ku rasa
Namun, ku lakukan juga akhirnya
Belum waktunya mengharapkan dia
Yang belum tentu berjodoh jua